Berdakwah Lewat Majalah

Soal :
Bagaimana pendapat Asy Syaikh tentang dakwah lewat majalah atau surat kabar? Dan kenapa majalah  ini tidak ada di ma'had yang diberkahi ini (Dammaj)?
Jawab :
Dakwah dengan majalah dan surat kabar adalah dakwah yang lemah dan tertentu waktunya. Benar, dakwah dengan majalah mengandung sikap memaksakan diri, melakukan sesuatu di luar kemampuannya (takalluf), dan menyia-nyiakan waktu penuntut ilmu jika dia tidak bisa mengupayakan dirinya mendatangi (mencari ilmu).
 Terkadang seorang penulis berupaya merangkai beberapa materi dalam waktu sehari atau dua hari, dan sibuk dengan hal demikian itu. Kemudian setelah itu majalah atau surat kabar itu diambil kemudian dibuang ke tong sampah dan kamu menjadi sebab terjadinya sikap menghinakan terhadap dalil-dalil yang tercantum padanya, baik dari Al Qur'an atau dari As Sunnah atau dari keduanya.
Adapun dakwah dengan kitab, buku, kaset, dan lisan, maka cara dakwah ini menjaga ilmu. Jika engkau menulis kitab, barangkali kitab itu terjaga sampai waktu yang dikehendaki Allah. Dia terjaga di dalam maktabah (perpustakaan), tidak dibuang di jalan manapun. Jika seseorang mendapati lembaran dari kitab di jalan, mereka mengambilnya dan berkata ini kitab seperti ini dan seperti ini.
Benar, begitu juga dakwah dengan kaset, terlebih lagi dengan kaset-kaset yang ada, yang telah tersebar luas dan beredar di antara manusia. Alhamdulillah, tidak ada sikap penghinaan di dalamnya di mana ketika ada yang terputus darinya, maka orang menyelamatkannya dari syiar agama.
Dakwah dengan lisan yaitu dengan berdiri di depan manusia ketika mengajari mereka serta duduk di depan mereka sehingga ilmu itu tersebar. Seperti ini dikatakan oleh Umar bin Abdul 'Aziz ketika menulis risalah kepada 'Amr bin Hazm. Ini adalah sarana dakwah yang terbaik. Adapun surat-surat kabar itu adalah barang dagangan orang-orang sufi, ikhwanul muslimin dan pengikut pemikiran Sayyid Qutb (Qutbiyun). Mereka adalah orang-orang pengangguran, sedangkan kalian (Salafiyyun) bukanlah pengangguran. Barang dagangan di sisi kalian tidak akan rusak.
Kalian mungkin dapat menyebarkan ilmu kalian dalam kitab-kitab Ahlu Sunnah, dan kalian lebih baik dari pada pemilik majalah dan surat-surat kabar, sampaipun berupa lembaran-lembaran yang terlipat seperti bulletin, kami tidak mendorong berdakwah dengannya dan menyebarkannya. Karena ia akan terputus dan tersia-sia dan sekalipun sudah banyak tersebar luas, tapi ia menyia-nyiakan sesuatu yang terjaga. Berbeda ketika makalah tersebut tertera di dalam risalah, dan alhamdulillah kami tidak memiliki sedikit pun dari perkara ini kecuali terbukukan, terjaga dan bermanfaat bagi manusia, dan ia memiliki bobot di kalangan manusia, mereka mengatakan telah terbit buku ini dan itu. Maka ini lebih baik dan lebih bermanfaat.
Kami nasihati saudara-saudara kami, hendaklah mereka mencurahkan sepenuhnya untuk ilmu. Baik dengan menghafal, muroja'ah (mengulang pelajaran), mengajar, berdakwah, melakukan pembahasan dan penelitian serta pertanyaan bagi mereka yang memiliki kemampuan untuk menulis maka lakukanlah. Dan tinggalkanlah majalah-majalah dan surat-surat kabar untuk mereka para penganggur yang terkadang majalah mereka di kemudian hari menjadi bungkus ikan atau ayam panggang atau yang lainnya sedangkan kitabmu terjaga rapi.  Allahul Muwaffiq.
(Al As'ilah Al Indonisiah 29 Rojab 1425 H)

Artikel Terkait


0 comments:

Post a Comment

◄ Newer Post Older Post ►

Al Manshurah

 

Copyright 2011 Al Manshurah is proudly powered by blogger.com | Design by Tutorial Blogspot Published by Template Blogger