Soal :
Sebagian da'i di negeri kami menegakkan dakwah melalui sistem madrasah (sekolah) dan ditakutkan mereka akan meninggalkan masjid dan ponpes ilmiah. Dan tujuan ditempuhnya sistem ini, adalah sebagai penjagaan terhadap orang awam. Ma'had ilmiah, maka orang-orang awam tidak mau menerima dakwah dan tidak akan memasukkan anak-anak mereka ke wadah pendidikan tersebut karena persangkaan mereka bahwa hal tersebut tidak bisa menjamin masa depan anak mereka. Maka apa nasihat Asy Syaikh dalam masalah ini? Dan perlu diketahui bahwa tidak terjadi ikhtilath dalam madrasah tersebut.
Jawab :
الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره ونعوذ بالله من شرور أنفسنا وسيئات أعمالنا من يهده الله فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له وأشهد أن محمدًا عبده ورسوله صلى الله عليه وسلم تسليمًا كثيرًا. أما بعد:
Inti semuanya adalah jauh dari maksiat dan berjalan di atas kitabullah dan sunnah rasulullah shalallahu 'alaihi wa aalihi wa sallam di atas pemahaman salafush sholeh radhiallahu 'anhum baik dalam dakwah atau kegiatan belajar mengajar atau yang lainnya. Dan selama para da'i belajar Al Qur'an dan As Sunnah serta mengajarkan keduanya meskipun hal tersebut tidak dilakukan di masjid maka hal tersebut boleh. Untuk belajar di salah satu rumah dari rumah-rumah yang ada, atau di salah satu madrasah yang disiapkan untuk pendidikan kitabullah dan sunnah rasulullah shalallahu 'alaihi wa aalihi wa sallam.
Dari segi boleh atau tidaknya maka hal tersebut boleh. Akan tetapi dari segi barokah yang dulu para ulama salaf ridhwanullah 'alaihim tempuh, maksud saya, barokah yang terdapat dalam toriqoh atau sistem yang ditempuh oleh para ulama salafus sholeh dalam ta'lim.
Memang benar bahwa Ibnul Qoyyim Al Jauziyah seperti yang mereka katakan, beliau dari madrasah Al Jauziyah. Dan ada juga contoh lain dari salaf yang belajar di luar masjid. Hanya saja saya melihat hasil yang banyak dari ta'lim di dalam masjid. Dan dulu ada tiga orang shahabat yang datang kepada Rasulullah shalallahu 'alaihi wa aalihi wa sallam dalam keadaan beliau duduk bersama para shahabat di dalam halaqoh. Adapun salah satu dari mereka, mendapatkan tempat yang luang dan duduk di tempat tersebut. Adapun yang kedua, merasa malu dan duduk di belakang halaqoh. Adapun yang ketiga, berpaling dan berlalu. Maka setelah Nabi shalallahu 'alaihi wa aalihi wa sallam selesai dari pembicaraannya dengan para shahabat, beliau berkata :
«ألا أنبئكم عن النفر الثلاثة؟ أما أحدهما فأعرض، فأعرض الله عنه، وأما الثاني فاستحى من الله فاستحى الله منه، وأما الثالث فأقبل، فأقبل الله عليه»
"Maukah aku khabarkan kepada kalian tentang ketiga orang tadi? Adapun salah seorang dari mereka berpaling, maka Allah berpaling darinya. Adapun yang kedua, dia malu maka Allah pun malu darinya. Adapun yang ketiga, dia hadapkan dirinya ke tempat ilmu. Maka Allah pun hadapkan diriNya kepadanya." Al Hadits.
Yang menjadi syahid adalah, bahwa pendidikan yang di lakukan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, para shahabat dan para imam di dalam masjid. Dan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda :
«من غدا إلى المسجد أو راح، أعد الله له نزلاً في الجنة كلما غدا أو راح»
"Barang siapa berangkat di pagi hari atau petang ke masjid, Allah siapkan baginya (hidangan) di surga setiap kali dia berangkat baik di pagi hari atau petang."
«لأن يغدوَ أحدكم إلى المسجد فيتعلم آية خير له من ناقة، وآيتين خير من ناقتين وأعدادهن من الإبل»
"Sungguh jika salah seorang dari kalian berpagi-pagi berangkat ke masjid untuk belajar satu ayat lebih baik daripada dia memiliki seekor unta, atau belajar dua ayat lebih baik dari dua ekor unta dan bilangan unta yang banyak."
Saya nasihatkan kepada Ahlu Sunnah baik di negeri Indonesia ataupun yang lainnya, agar mereka benar-benar menekankan ta'lim atau pendidikan di dalam masjid dan mengambil faedah dari jalan yang ditempuh oleh orang-orang terdahulu (salafus sholeh). Dan juga bahwa orang yang masuk ke masjid untuk sholat kemudian menunggu sholat yang berikutnya, dan dia dalam keadaan berdzikir, maka saat itu dia terhitung dalam keadaan sholat.
Dan di dalam shohihain dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu berkata, bahwasanya Rasulullah shalallahu 'alaihi wa aalihi wa sallam berkata:
«من أتى المسجد لا يريد إلا الصلاة ولا ينهزه إلا الصلاة؛ فإنه يخطو خطوة فترفع له حسنة وأخرى تحط عنه سيئة حتى يدخل المسجد؛ فإذا دخل المسجد كان في الصلاة ما كانت الصلاة هي تحبسه، والملائكة يصلون على أحدكم ما دام في مجلسه الذي صلى فيه ما لم يؤذ فيه، ما لم يحدث فيه»
"Barangsiapa mendatangi masjid, tidaklah dia inginkan kecuali sholat dan tidak ada yang membuat dia datang ke masjid kecuali sholat, maka saat dia melangkah satu langkah ditetapkan bagi dia satu kebaikan. Dan saat dia langkahkan kaki yang lain, maka gugur darinya satu kesalahan, sampai dia masuk ke dalam masjid. Dan kalau dia telah masuk ke dalamnya, maka dia tercatat dalam keadaan sholat, selama sholatnya yang menahan dia untuk tidak pergi. Dan malaikat mendoakan untuk salah seorang di antara kalian yang dalam keadaan demikian, selama dia tidak mengganggu yang lain dan selama dia tidak berhadats."
Ini adalah ganjaran yang besar bagi siapa yang duduk menunggu sholat. Terlebih lagi kalau dia duduk di majelis ilmu.
Dan Rasulullah shalallahu 'alaihi wa aalihi wa sallam bersabda:
«مَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ تَعَالَى يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمْ السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمْ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمْ الْمَلاَئِكَةُ وَذَكَرَهُمْ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ. ومن بطأ به عمله فلم يسرع به نسبه»
"Dan demikian pula, tidaklah berkumpul suatu kaum di salah satu rumah dari rumah-rumah Allah mereka membaca kitab Allah dan saling mengajarkannya di antara mereka. Kecuali Allah akan turunkan kepada mereka sakinah dan rahmatnya meliputi mereka dan para malaikatNya menaungi mereka. Dan barangsiapa yang lambat amalannya maka tidak akan bisa nasabnya mempercepat dia (menolongnya)."
Dan yang dimaksud dengan rumah di sini adalah masjid. Maka dari itu, sudah seharusnnya bagi Ahlu Sunnah untuk mengambil faedah-faedah yang besar ini. Maka mereka datang untuk sholat ke masjid dan duduk untuk ta'lim di dalam masjid dengan membaca dan mempelajari Al Qur'an dan Sunnah Rasulullah shalallahu 'alaihi wa aalihi wa sallam. Dan muroja'ah ilmu ini adalah kebaikan yang banyak. Para ulama mengetahui hasil yang didapati dari hal ini. Dan mereka tahu hasilnya. Dan Rasulullah shalallahu 'alaihi wa aalihi wa sallam mempersiapkan pasukan di masjid dan sholat di dalam masjid dan i'tikaf di masjid dan ta'lim di masjid. Dan juga penjelasan tentang orang-orang dan berkumpul di masjid ahlul hawa dan ahlul bid'ah wal ahwa' meskipun dengan syair dilakukan dalam masjid. Dan dulu Rasulullah shalallahu 'alaihi wa aalihi wa sallam menyediakan kursi untuk Hasan bin Tsabit dan beliau berkata : "Celalah mereka dan Jibril bersamamu!" dalam keadaan Hasan di dalam masjid. Dan Ibnu Rowahah juga mencela orang-orang musyrikin di masjid, maka Umar berkata kepadanya. "Engkau lantunkan syair di Haramillah dan di hadapan Rasulullah shalallahu 'alaihi wa aalihi wa sallam?" Rasulullah shalallahu 'alaihi wa aalihi wa sallam berkata: "Biarkan dia! Itu lebih dahsyat bagi mereka dari bidikan panah yang bertubi-tubi". Ini menunjukkan bahwa Rasulullah shalallahu 'alaihi wa aalihi wa sallam menegakkan semua yang berkaitan dengan dakwah di masjid. Dari ta'lim dan pengiriman (utusan) pasukan dan pengajaran atau penjelasan atau pendidikan dan yang seterusnya. Ini adalah nasihat untuk saudara-saudara kita semuanya. Kemudian juga bahwa masalah ini (bahwa semua kegiatan berpusat di masjid) telah dimatikan di banyak negara yang ada. Maka kalian janganlah membantu terhadap yang demikian wahai Ahlu Sunnah. Dan terkadang mereka sengaja mengajar di madrasah dan lalai terhadap pengajaran di masjid-masjid dan lalai terhadap barokah hal tersebut dan lupa terhadap atsar yang baik ini. Maka jadilah kalian da'i–da'i untuk menghidupkan As Sunnah. Semoga Allah memberikan taufiq kepada kalian.
(Al As'ilah Al Indonisiah 2 Romadhon 1424H)
0 comments:
Post a Comment