Hukum Berdusta Dalam Menuntut Ilmu

Soal :
Bolehkah berdusta untuk menuntut ilmu? seperti membuat ijazah palsu atau mengabarkan kepada penguji umurnya yang tidak sesuai atau dengan kartu yang diada-adakan dan semisalnya. Karena permasalahan ini telah tersebar di kalangan tholibul `ilmi atau pelajar yang berkeinginan untuk masuk ke Universitas Islamiyyah. Dan sangat disayangkan sebagian mereka adalah salafiyyun, Jazakumullahu khairan.
Jawab :
Dusta adalah termasuk perkara yang paling buruk dan termasuk perkara yang paling tercela. Maka bagaimana mungkin diperbolehkan dusta dalam permasalahan ini dan selainnya. Para ulama mengecualikan berdusta hanya bila dalam rangka mendamaikan antar kaum muslimin yang bertikai, maka ini boleh. Dan berdusta dalam peperangan, Rasulullah r bersabda, "Peperangan Itu adalah tipu daya" (dari hadist Jabir dan Abu Hurairah, muttafaqqun`alaihima), dan dusta seorang suami kepada istrinya menurut riwayat Ummi Kultsum tapi  ini adalah riwayat yang syazdah(1) padahal yang benar  berdusta kepada istrinya tidak diperbolehkan karena riwayat tersebut adalah syadzah. Maka bagaimana dengan berdusta untuk menuntut ilmu.
Demi Allah sesungguhnya saya sangat khawatir dia tidak mendapatkan  taufiq dan bimbingan bahkan  tanpa diragukan, Allah berfirman:
﴿أَفَمَنْ أَسَّسَ بُنْيَانَهُ عَلَى تَقْوَى مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٍ خَيْرٌ أَمْ مَنْ أَسَّسَ بُنْيَانَهُ عَلَى شَفَا جُرُفٍ هَارٍ فَانْهَارَ بِهِ فِي نَارِ جَهَنَّمَ﴾ [التوبة:109]
 "Maka apakah orang-orang yang mendirikan masjid di atas dasar taqwa kepada Allah dan keridhaanNya itu lebih baik ataukan orang-orang yang mendirikan bangunan di tepi jurang yang runtuh lalu bangunan itu jatuh bersama  dia masuk  neraka jahannam" (At-Taubah:109)
padahal sepantasnya landasan bangunan tholabul `ilmi hendaklah di atas ketaqwaan dan kejujuran, di atas muroqobbah (kewaspadaan dari perhatian Allah), amanah, takut kepada Allah dan doa. Dan perkara yang sejak awal diabangun di atas kedustaan saya khawatir akan menjadi sebab kebinasaan. karena kemaksiatan adalah sebab kehinaan dan kejahatan, Allah berfirman :
﴿وَالَّذِينَ كَسَبُوا السَّيِّئَاتِ جَزَاءُ سَيِّئَةٍ بِمِثْلِهَا وَتَرْهَقُهُمْ ذِلَّةٌ﴾ [يونس:27]
"Dan orang-orang yang mengerjakan kejahatan mendapat balasan yang setimpal dan mereka ditutupi kehinaan" (Yunus:27)
(Al As'ilah Al Indonisiah, 26 Jumadist Tsaniyah 1424 H)



(1)       Hadist Muttafaqun `Alaihi Al-Bukhari (2992) dan Muslim (2605) tanpa tambahan ini. Al-Hafidz telah berkata dalam Fathul  Baariy tentang hadist ini,"Tambahan ini adalah mudrojah disamping itu Muslim dalam riwayatnya dari jalan Yunus dari Az-Zuhri kemudian menyebutkan hadist tersebut,  Az-zuhri berkata  sampai ucapan beliau,"Musa bin Harun dan selainnya memastikan idrajnya."

Artikel Terkait


0 comments:

Post a Comment

◄ Newer Post Older Post ►

Al Manshurah

 

Copyright 2011 Al Manshurah is proudly powered by blogger.com | Design by Tutorial Blogspot Published by Template Blogger